Selamat Datang di Duniaku "JADIKAN DUNIAMU ADALAH PIKIRANMU" Berwawasan Luas dan Kenali Duniamu

Beranda, Cilacap, Film, Puisi, Artikel, Tips Computer

Kamis, 12 Agustus 2010

Peta Mudik 2010

Peta jalur mudik 2010 ini di suguhkan buat para pemudik agar memudahkan untuk arus mudik dan arus balik selama lebaran. Bagi para pemudik, peta jalur mudik 2010 sangat penting sekali karena untuk mencari jalan alternatif lain apabila jalan yang akan di lewati macet dan padat.

Apalagi untuk para pengendara sepeda motor dan kendaraan lainnya tentunya perlu konsentrasi dalam melakukan perjalanan mudik ini.

Berikut ini peta jalur mudik 2010 secara gratis untuk anda semua dan di lengkapi berbagai info selama mudik lebaran yaitu pom bensin, ATM, restoran.
Peta Jalur Mudik daerah Cilacap:
Sumber : Cilacap Media
(Peta ATM)
(Peta Mudik)
(Peta SPBU)
Peta Online
Sebuah aplikasi berbasis animasi flash yang bisa dijalankan secara online maupun diunduh ke komputer atau Hp Anda. Aplikasi peta untuk pulau Jawa ini buatan dari Tempointeraktif.com.
Download mudik map for sony ericsson
Selamat Mudik..

Rabu, 11 Agustus 2010

Jadwal Puasa 1431 H

Welcome Ramadhan..

Untuk Semua pengunjung Dan Teman-teman Sekalian Saya Mengucapkan Selamat Menyambut Bulan Suci Ramadhan Mohon Maaf Kalau Pernah Ada Kata-kata Yang Kurang Berkenan.



untuk sementara baru ada beberapa Jadwal imsakiyah Ramadhan 1431 H untuk wilayah-wilayah dibawah ini. Jadwal ini mungkin tidak sempurna karna pasti ada perbedaan beberapa detik. dari data ini didapatkan jika Ramadhan di tahun 2010 ini jatuh pada tanggal 11 Agustus 2010, namun harus tetap menunggu hasil sidang Itsbat Pemerintah Republik Indonesia untuk menentukan kapan hari pertama Puasa Ramadhan 1431 H. silakan download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1431 H pada link-link sesuai daerah atau wilayah anda masing-masing :


download jadwal imsakiyah 1431 H Jakarta dan sekitarnya
download jadwal imsakiyah 1431 H Bandar Lampung dan sekitarnya
download jadwal imsakiyah 1431 H Purwokerto
download jadwal imsakiyah 1431 H Ciamis
download jadwal imsakiyah 1431 H Bandung
download jadwal imsakiyah 1431 H Malang
download jadwal imsakiyah 1431 H Samarinda
download jadwal imsakiyah 1431 H Ujung Pandang
download jadwal imsakiyah 1431 H Surakarta
download jadwal imsakiyah 1431 H Surabaya
download jadwal imsakiyah 1431 H Jambi
download jadwal imsakiyah 1431 H Purwakarta
download jadwal imsakiyah 1431 H Palembang
download jadwal imsakiyah 1431 H Yogyakarta
download jadwal imsakiyah 1431 H Semarang
download jadwal imsakiyah 1431 H Batam
download jadwal imsakiyah 1431 H Medan
download jadwal imsakiyah 1431 H Cirebon
download jadwal imsakiyah 1431 H Denpasar
download jadwal imsakiyah 1431 H Palu
download jadwal imsakiyah 1431 H Pekanbaru

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1431 H

Jumat, 06 Agustus 2010

05 Agustus 2010

Dear Diary...

Kenapa persentasi hari ini pertanyaanya kaya dibuat dari planet mars dimana warga bumi sama sekali tidak tahu jawabannya?

Apa karna pengujinya dari Mars atau mungkin dari pluto???
saya tidak mengerti....

Pulau Nusa Kambangan

Nusa Kambangan adalah nama sebuah pulau di Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai tempat terletaknya beberapa penjara (dalam bahasa Indonesia dikenali sebagai Lembaga Pemasyarakatan (LP)) keselamatan tinggi di Indonesia. Pulau ini masuk dalam wilayah pentakbiran Kabupaten Cilacap. Untuk sampai ke pulau ini seseorang harus menyeberang dengan kapal feri dari pelabuhan di Cilacap.

Semula terdapat sembilan LP di Nusa Kambangan, namun kini yang masih beroperasi hanya tinggal empat, yaitu LP Batu (dibangun 1925), LP Besi (dibangun 1929), LP Kembang Kuning (tahun 1950), dan LP Permisan (tertua, dibangun 1908). Lima lainnya, yaitu Nirbaya, Karang Tengah, Timus Buntu, Karang Anyar, dan Gleger telah ditutup.

Pulau Kambangan, yang berstatus sebagai cagar alam, juga merupakan habitat bagi pohon-pohon langka, namun banyak yang telah ditebang secara haram. Saat ini yang tinggal kebanyakan adalah tumbuhan perdu, nipah, dan belukar. Kayu pawlar yang hanya dapat ditemukan di pulau ini banyak dicuri karena setelah dikeringkan, mempunyai kualiti yang setara dengan kayu dari Kalimantan. Secara tradisional, penerus dinasti Mataram sering melakukan ritual di pulau ini. Nusa Kambangan juga tercatat sebagai pertahanan terakhir dari tumbuhan Wijayakusuma yang sejati. Ada sebuah pelabuhan di pulau ini, Pelabuhan Sodong.
sumber wikipedia

*foto diambil dari fickr
*Sumber : Cilacap-Online.com

Gunung Srandil


Disamping wisata alam dan budaya juga terdapat wisata spiritual atau religius antara lain di gunung srandil dan selok. Gunung Srandil merupakan salah satu bukit yang ada di Glempangpasir Kecamatan Adipala jarak antara obyek wisata dengan Kota Cilacap 30 Km kearah timurlaut dan relatif mudah ditempuh dengan kendaraan penumpang bus umum jurusan Cilacap-Jatijajar-Kebumen atau kendaraan pribadi karena jalannya sudah beraspal dan dekat dengan jalan lintas selatan-selatan.

Gunung Srandil setiap hari dikunjungi orang untuk berziarah oleh karena tempat tersebut tidak hanya dikenal oleh masyarakat sekitar saja tetapi sampai keluar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Bali. dan Sulawesi, maka yang berkunjung tujuannya bermacam-macam. Para peziarah biasanya berkunjung atau bertapa pada Malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon pada Bulan Syura.

Konon menurut cerita penghuni pertama Gunung Srandil adalah Sultan Mukhriti putra kedua dari Dewi Sari Banon Ratu Sumenep Jawa Timur .
Kedatangan Sultan itu untuk bertapa namun Sultan Mukhriti murca (menghilang) yang ada tinggal petilasannya yang terletak di sebelah timur yang di kenal dengan Embah Gusti Agung Sultan Mukhriti.

Selain itu juga ada legenda rakyat yang pertama bermukim di gunung Srandil adalah dua orang bernama Kunci Sari dan Dana Sari, mereka adalah prajurit Pangeran Diponegoro yang tidak mau menyerah kepada bala tentara Belanda. Mereka melarikan diri ke Gunung Srandil untuk bersembunyi dan meninggal di sini . Makam kedua prajurit tersebut berada di sebelah timur Gunung Srandil dalam satu komplek yang dipagar keliling yang kemudian hari, Kunci Sari dikenal dengan nama Sukma Sejati

Di Gunung Srandil banyak petilasan orang-orang yang dianggap mempunyai kedigdayaan yang linuwih atau kemampuan melebihi orang lain yang dikenal sebagai tokoh- tokoh orang sakti mandraguna. Dari kemampuannya, kesaktiannya itu maka tempat-tempat yang di singgahi dianggap keramat dan disakralkan.

Adapun petilasan-petilasan yang ada di Gunung Srandil adalah Mbah Kanjeng Gusti Agung, Nyai Dewi Tanjung Sekarsari, Kaki semar Tunggul Sabdojati Dayo amongrogo, Juragan Dampo Awang, Kanjeng Gusti Agung Akhmat atau Petilasan Langlang Buwana yang berada diatas bukit dan petilasan Hyang Sukma Sejati.

*Sumber: Cilacap Online

Benteng Pendem


BENTENG Pendem Cilacap atau dalam bahasa Belanda disebut ”Kusbatterij op de Lantong te Cilacap”, terletak sekira setengah kilometer ke arah selatan dari objek wisata pantai Teluk Penyu. Bangunan ini adalah bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun secara bertahap tahun 1861-1879 dengan luas 6,5 hektar.

Konfigurasi bangunan Benteng Pendem, sampai saat ini masih kokoh. Arsitek Belanda mendesain Benteng Pendem lengkap dengan barak/ ruang prajurit, klinik, terowongan, penjara, ruang amunisi, ruang tembak yang dikelilingi pagar dan parit serta tertimbun tanah sedalam 1-3 meter.

Kini, bangunan bersejarah itu menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Cilacap. Disebut Benteng Pendem, karena bangunan bersejarah itu nyaris tertutup tanah perbukitan. Dari puncak benteng ini, kita dapat melihat Samudra Indonesia.

Belanda membangun Benteng Pendem sebagai markas pertahanannya hingga tahun 1942. Sebab, saat perang melawan Jepang, Sekutu kalah. Benteng ini kemudian dikuasai Jepang.

Benteng tersebut, juga menjadi saksi perjuangan rakyat Cilacap melawan penjajahan Belanda. Di benteng ini, ratusan rakyat Cilacap dan para pejuang ditawan penjajah.

Pada tahun 1945, saat Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh tentara Sekutu dan Jepang hengkang kembali ke negerinya - bangunan yang berada tak jauh dari Pulau Nusakambangan tersebut, dikuasai TNI dari Banteng Loreng Kesatuan Jawa Tengah. Di tempat itu pula, para pejuang kemerdekaan berlatih perang dan pendaratan laut.

Pada tahun 1986, dilakukan penggalian terhadap lokasi yang berada di pintu Pelabuhan Cilacap tersebut. Ternyata di dalamnya terdapat ratusan ruangan, terdiri barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu, ruang penjara, dapur, ruang perwira, dan ruang peluru.

Sebelumnya tak ada yang menyangka, jika di dalam tanah gundukan yang berada tak jauh dari kilang minyak tersebut terdapat sebuah bangunan bersejarah.

Karena konon tempat tersebut lebih dulu dibuat bangunan, baru setelah itu ditimbun dengan tanah setebal empat meter, sehingga bangunan tersebut tidak terlihat.

Pada masa pemerintahan Belanda, banyak tentara yang dipenjara di Benteng Pendem dikabarkan tidak kembali. Di lokasi ini diperkirakan masih terdapat bangunan lain yang tertimbun. Dari Benteng Pendem itu pula, konon terdapat terowongan yang menghubungkan dengan benteng sejenis serta sejumlah gua-gua di Pulau Nusakambangan melalui bawah laut.

Antara Benteng Pendem dan Pulau Nusakambangan memang ada kaitannya. Di “pulau penjara” ini, sejumlah bangunan bersejarah peninggalan pemerintah kolonial Belanda bisa dijumpai.

Bangunan bersejarah seperti rumah penjara, tempat peristirahatan di candi, benteng Portugis dengan peninggalan meriam kuno yang merupakan sebagian potensi alam serta sejarah di Nusakambangan, memiliki prospek bagus untuk ditawarkan sebagai atraksi wisata.

Di pulau ini terdapat sekira 25 goa, termasuk goa kelelawar yang dihuni ribuan hewan malam ini.

Memasuki Nusakambangan dengan waktu tempuh 15 - 20 menit dari Dermaga Wijayapura, pertama kali akan melihat monumen Nusakambangan berupa sebuah tugu peringatan yang jaraknya hanya sekira 10 meter dari Pelabuhan Sodong, Nusakambangan.

Menuju arah barat pulau ini, terdapat bangunan penjara peninggalan Belanda seperti bangunan LP Limus Buntu. Bangunan penjara pertama yang dibangun Belanda, adalah LP Permisan yakni tahun 1908 dan terletak di ujung selatan pulau ini. Pada tahun 1912 dibangun lagi sebuah penjara di daerah Nirbaya dan Karanganyar.

Selama kurun waktu tahun 1925 sampai tahun 1935 dibangun rumah penjara di Batu, Karangtengah Gliger, Besi, dan Kembangkuning hingga seluruh LP di sana berjumlah sembilan.

Di samping bangunan-bangunan penjara di sebuah perbukitan di daerah candi, terdapat sebuah pesanggrahan. Dari atas puncak bukit ini, kita dapat melihat kerlip-kerlip sinar lampu Kota Cilacap serta kawasan hutan bakau di Segara Anakan.

Sayangnya, berbagai bangunan yang ada di sana saat ini dalam kondisi rusak berat. Dari 9 LP yang dibangun Belanda hanya empat yang difungsikan, yakni LP Batu, Besi, Kembangkuning, dan Permisan.

Objek alam yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah goa-goa alam seperti Goa Putri dan Ratu yang kini telah dikembangkan oleh Pemda Cilacap-Goa Kledeng, Pasir, dan Goa Lawa (Kelelawar) yang terletak di bagian tengah. Di sisi timur, terdapat Monumen Artileri Benteng Pendem peninggalan Belanda dan mercusuar di Pantai Cimiring.

*sumber Ibnu Sofwan - pikiran rakyat


Pantai Widara Payung

Objek Wisata Pantai Widara payung merupakan objek wisata yang terletak di Kecamatan Binangun Cilacap dengan luas areal pantai mencapai 500 hektar. Kondisi pantainya sangat landai dengan di pagari pohon-pohon kelapa yang belum begitu tinggi. Pantainya yang indah dengan ombak bergulung-gulung cukup tinggi. Pantai ini cocok untuk olahraga selancar air.

Widara Payung menawarkan panorama pantai yang sangat indah dengan gelombang ombak yang tergolong tinggi sehingga tidak cukup aman untuk bermain bersama ombak. Ombaknya cukup besar, sehingga apabila mau bermain-main harus tetap waspada. Menyusuri gelegak ombak dan indahnya pasir di pantai widara payung menyebabkan kita betah untuk berlama-lama bermain sehingga kadang-kadang bisa lupa waktu.
Pada hari-hari biasa pantai ini masih cukup sepi pengunjung, akan tetapi pada hari minggu dan hari besar pantai ini ramai dikunjungi para wisatawan. Pada bulan syura biasanya diadakan ritual upacara sedekah bumi. Upacara adat Sedekah Bumi ini berupa larungan(menghanyutkan) sesaji kelaut dengan di iringi kesenian daerah dan pakaian adat. Upacara adat sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur yang di lakukan oleh masyarakat Widarapayung agar di beri keberkahan, keselamatan dalam keseharian oleh yang Maha Agung. Upacara adat ini sudah menjadi kalender tahunan, sehingga pada bulan syura tepatnya tanggal 1 pantai ini akan ramai pengunjung.

Rasanya ketika kita bermain, bersendagurau dan melepas penat setelah sekian lama sibuk karena pekerjaan setelah menikmati panorama pantai widara payung, maka pikiran akan fresh, segar. Kita bisa berteriak sepuasnya tanpa ada orang yang melarang untuk melepas lara di hati. melepas semua kepenatan dan kecapaian dalam dada yang kadang tidak bisa terungkapkan.


Akses ke Lokasi
Untuk menuju pantai Widara payung sangatlah mudah karena bisa menggunakan bus Jurusan Cilacap atau menggunakan kendaraan pribadi/sepeda/sepeda motor karena letaknya di jalan lintas selatan.
Dari arah timur melewati perbatasan kebumen (Pantai ayah) - Cilacap (Pantai Jetis) dengan menyeberangi Jembatan Kali bodo - kearah barat - menuju lokasi disebelah kiri jalan.
Dari arah barat : dari Kota Cilacap - Adipala - Ke arah timur menuju Kec. Binangun - mencapai lokasi di sebelah kanan jalan.
Dari arah utara : Dari Purwokerto menuju Kroya - dari Kroya naik angkutan jurusan Binangun - langsung ke lokasi.

Kamis, 05 Agustus 2010

Serangan Jepang Ke Cilacap

Pada tanggal 5 Maret 1942 Jepang menyerang kapal-kapal Sekutu yang melarikan diri dari Cilacap atau Tjilatjap. Sebelum Jepang menyerbu Asia, persiapan telah dilakukan setidaknya 10 tahun sebelumnya. Banyak pedagang-pedagang Jepang yang datang ke Hindia Belanda sebagai penjual bermacam-macam barang kelontong, hasil bumi, dan berbagai pekerjaan sebagai penyamaran. Tugas yang sebenarnya adalah menyebarkan pengaruh nagaranya kepada penggiat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia yang terjajah agar membantunya, termasuk bangsa terjajah Hindia Belanda. "Asia untuk Bangsa Asia", "Bangsa Jepang adalah Saudara Tua bagi Bangsa Asia" dan lain sebagainya adalah slogan yang sering didengungkan. Pedagang-pedagang itu adalah intel sosial-ekonomi-politik.

Kontra intelijen Belanda IVG (Inlichtingen en Veiligheidsgroup) tidak mendapati bukti-bukti yang berbahaya dari kegiatan para pedagang tersebut. Beberapa tahun kemudian waktu tentara Jepang mendarat di Hindia Belanda barulah hasil karya mereka itu tampak: Tentara Jepang dielu-elukan seperti layaknya tentara pembebas dari penjajahan. Beberapa tahun kemudian menyerbulah intel militer yang tugasnya berbeda dengan intel sosial-ekonomi-politik.

Setahun menjelang penyerbuan Jepang intel militer di Cilacap mendapat kiriman radio pemancar dan penerima jinjing yang diselundupkan sebagai suku cadang yang terpisah-pisah. dan dikirimkan melalui cara estafet dan rahasia.

Sementara itu denah pandangan udara Selat Nusakambangan dan pelabuhan Cilacap telah diketahui oleh penerbang-penerbang AL Jepang. Para penerbang Jepang tahu bahwa kapal-kapal Sekutu yang akan melarikan diri dari Cilacap membawa pejabat sipil dan militer Belanda dan ABDACOM (America-British-Dutch-Australia Command) akan harus berlayar ke arah timur dari selat yang amat sempit. Pesawat dengan jangkauan terbang 1800 km dengan kecepatan 400 km/jam yang merupakan kekuatan utama Jepang dalam menyerang Pearl Harbor pada Desember 1941 telah disiapkan. Pesawat buatan Mitsubishi Aichi D3A1 yang oleh Sekutu dijuluki Val dapat menyerang Cilacap dalam waktu 1/2 jam sejak perintah dikeluarkan.

ABDACOM telah menberi tahu para kapten kapal agar bila kapal mendapat kerusakan harus diusahakan menepi kearah pantai Cilacap agar mudah mendapat pertolongan dan agar selat yang sempit itu tidak terganggu oleh kapal yang rusak. Dengan demikian pengungsian berikutnya dapat terus dijalankan.

Pada bulan Februari 1942, kota yang biasanya sangat sepi itu kedatangan para pejabat sipil dan militer dari ABDACOM yang merencanakan akan mengungsi. Para atasan menginap di Hotel Bellevue (sekarang Hotel Wijaya Kusuma) sedang bawahan di gedung-gedung sekolah, gereja dan bangunan besar lainnya serta tenda-tenda dilapangan.
Pada tanggal 4 dan 5 Maret 1942 di pelabuhan Cilacap diberangkankan konvoi kapal-kapal pengangkut pengungsi dan bala tentara ABDACOM yang dikawal oleh kapal perang. Intel militer Jepang segera mengabarkan kepada kontak mereka melalui radio pemancar. Setengah jam kemudian 20 pesawat pembom penerjun (dive bombers) berawak dua dalam formasi tiga-tiga menyerang konvoi itu. Nelayan Cilacap yang pulang dari melaut terkejut, ketakutan dan takjub menyaksikan dan mendengar ledakan-ledakan terpedo mengenai kapal-kapal Sekutu. Nelayan Cilacap merasakan seakan berada ditengah pertempuran antara dua makhluk angkasa luar yang persenjataannya diluar jangkauan manusia pribumi Hindia Belanda.

Tak lama kemudian pelabuhan Cilacap di bom oleh pembom tinggi (high altitude bombers) Mitshbishi G3M yang oleh Sekutu dinamai Nell yaitu jenis pesawat yang telah menenggelamkan HMS Prince of Wales dan HMS Repulse.

Gambar: Formasi pengebom Jepang saat menerima tembakan anti pesawat

Gambar: Kapal Perang Belanda tenggelam terkena serangan udara Jepang

Gambar: Kapal Penjelajah Haguro (Angkatan laut Jepang)

Gambar : bom dari serangan udara Jepang yang jatuh dekat kapal Belanda di laut Cilacap

kemudian tentara Jepang berhasil menawan 1000 pasukan Stadtwacht Belanda yg kabur dr Semarang di selatan Purworejo, lalu menyeberang sungai Serayu dgn membangun jembatan pontoon krn semua jembatan tlh dihancurkan Belanda, dan pd tgl 08-02-1942 berhasil merebut kota Cilacap dgn menawan 2000 tentara Sekutu. Kota Cilacap merupakan pusat pelarian Sekutu ke Australai dan tlh dibombardir berat oleh AU Jepang, dimana kapal induk US Navy yg pertama (USS Peary) berhasil ditenggelamkan torpedo Jepang di lepas pantai Nusa Kambangan.

Dgn jatuhnya Cilacap, Semarang, Solo, dan Yogyakarta, Pangdam Jawa Selatan Mayjen Cox yg bermarkas di Wangon, memutuskan utk menyerah tgl 09-03-1942. Mayjen Cox menyerahkan dirinya ke hadapan Mayjen Sakaguchi di Kediaman Bupati Purwokerto tgl 11-03-1942.

Sumber : situswebsite dan foto website

Kanal Kaliyasa

Menurut Susanto Zuhdi (2002:19), kanal Kaliyasa dibangun antara tahun 1832-1836 dengan total anggaran dari kas Residensi Banyumas sebesar 90.000 gulden. Pembuatan kanal Kaliyasa ini melibatkan tenaga kerja sejumlah 1800 orang selama empat tahun. Tujuan dari pembuatan kanal Kaliyasa ini sebenarnya bertujuan untuk lebih mempercepat transportasi dari pedalaman Banyumas ke pelabuhan Cilacap, tetapi karena dalam pembuatannya masih menggunakan peralatan tradisional lamakelamaan kanal tersebut menjadi dangkal dan sulit untuk dilalui oleh perahu-perahu yang berukuran besar, sampai akhirnya tidak dapat digunakan lagi ketika pemerintah kolonial Belanda berakhir atau sekitar tahun 1940-an. Hal ini membuat tumbuhnya komunitas nelayan di tepi kanal Kaliyasa. Pada tahun 1970 daerah Kaliyasa sudah menjadi pusat pendaratan ikan yang cukup besar, walaupun pasar ikan ini masih bersifat pasar “kerumunan” dan belum terorganisir dengan baik (lihat lampiran 2). Aktivitas jual beli ikan di tempat ini biasanya terjadi dua kali sehari, yang pertama pada pagi hari dan yang kedua pada sore hari. Karena daerah Kaliyasa sudah berkembang demikian pesatnya pada tahun 1970-an, kemudian mulai muncul komunitas pusat-pusat pendaratan dan pasar ikan yang lain seperti di daerah Sentolokawat, daerah ini terletak kurang lebih 4 Kilometer dari daerah Kaliyas. Berbeda dengan pendaratan ikan Kaliyoso yang berada di tepi sungai, pendaratan ikan Sentolokawat berada di tepi pantai, hal ini menyebabkan kapal yang mendarat di Sentolokawat ukuranya lebih besar dari kapal yang mendarat di pasar Kaliyasa, kapal yang beroprasi di sentolokawat kebanyakan adalah kapal Payang sedangkan di Kaliyasa kebanyakan adalah perahu dayung yang dilengkapi dengan cadik Hal juga dikarenakan oleh dangkalnya kanal Kaliyasa.

Munculnya beberapa pusat pendaratan ikan di Cilacap memang berkembang dengan cukup pesat, tetapi aktivitas pemasaran di pusat pendaratan ikan ikan ini tidak terorganisir dengan baik, sehingga kadang nelayan dirugikan karena tidak jarang terjadi permainan harga yang dilakukan pedagang atau tengkulak ikan. Dalam keadaan ini memang posisi tawar menawar nelayan sangat lemah, ikan yang baru ditangkap harus segera dijual kalau tidak ingin harga ikan tersebut turun, keadaan ini dapat bertambah buruk bila hasil tangkapan nelayan melimpah.

Mengenal Kota Cilacap


Letak geografis dan batas wilayah
Kabupaten Cilacap merupakan daerah yang luas terletak di pantai selatan Jawa Tengah. Secara astronomis Kabupaten Cilacap terletak diantara diantara 108.04’30’’ – 109.30’.30” Bujur Timur dan 07.30’.00” – 07.45’.20” Lintang Selatan. Sedangkan luas Kabupaten Cilacap adalah 225.360,840 Ha sudah termasuk pulau Nusakambangan seluas 11.510,552 Ha. Luas Kabupaten Cilacap ini sekitar 6,94 persen dari luas Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah tersebut terbagi dalam lahan sawah seluas 63.095.000 Ha atau 29,50 persen dan 150.755,288 Ha atau 70,50 persen merupakan lahan kering atau bukan sawah (BPS, 2002). Luas penangkapan ikan di Kabupaten Cilacap mencapai luas sekitar 5.600 Kilometer persegi, dengan perincian daerah penangkapan ikan perairan Teluk Penyu sampai Gombong sekitar 3.500 Kilometer persegi, perairan Teluk Penanjung (Pangandaran) seluas 1.300 Kilometer persegi dan perairan selatan Yogyakarta sampai Pacitan sekitar 800 Kilometer persegi. Penangkapan ikan dilakukan sampai jarak 25 Kilometer dari
pantai pada kedalaman 3 meter sampai 100 meter (Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Cilacap, 2002)

Adapun batas-batas Kabupaten Cilacap adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
2. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kebumen.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat

Kabupaten Cilacap sendiri terdiri dari 23 kecamatan yang meliputi :
1. Kecamatan Cimanggu
2. Kecamatan Majenang
3. Kecamatan Wanareja
4. Kecamatan Daeyuhluhur
5. Kecamatan Sidareja
6. Kecamatan Gandrungmangu
7. Kecamatan Karang Pucung
8. Kecamatan Kedungreja
9. Kecamatan Patimuan
10. Kecamatan Nusawungu
11. Kecamatan Cipari
12. Kecamatan Jeruk Legi
13. Kecamatan Kawunganten
14. Kecamatan Bantar Sari
15. Kecamatan Kroya
16. Kecamatan Adipala
17. Kecamatan Maos
18. Kecamatan Kesugihan
19. Kecamatan Binangun
20. Kecamatan Sampang
21. Kecamatan Cilacap Utara
22. Kecamatan Cilacap Selatan
23. Kecamatan Cilacap Tengah.

Fisiografi
Kabupaten Cilacap merupakan salah satu wilayah yang merupakan dataran rendah di bagian selatan Jawa Tengah. Perlu diketahui dataran rendah di Jawa Tengah meliputi dua bagian, yaitu bagian selatan dan bagian utara. Untuk bagian utara Jawa Tengah banyak dialiri sungai, sedangkan di bagian selatan Jawa Tengah hanya sedikit dialiri sungai. Disamping itu sungai di bagian selatan banyak terputusputus oleh beberapa pegunungan dan perbukitan. Di depan muara sungai inilah lokasi penangkapan ikan dan udang, sehingga nelayan Cilacap dalam mencari ikan di depan muara-muara sungai karena di daerah ini dianggap banyak ikannya. Sebagai akibatnya nelayan Cilacap cenderung pergi melaut ketempat-tempat yang lebih jauh, seperti di perairan Pelabuhan Ratu, perairan Parangtritis, dan perairan pantai Pacitan. Nelayan Cilacap yang menangkap ikan di daerah tersebut adalah nelayan yang menggunakan kapal motor. Sedangkan nelayan yang pergi melaut ke lokasi yang dekat seperti perairan pantai Logending dan Teluk Penyu adalah yang menggunakan perahu motor (Sutarno, 1999:22)
Untuk jenis tanah di Kabupaten Cilacap dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yang meliputi:
  1. Aluvisi meliputi daerah Dayeuhluhur, Wanareja, Kedungreja, Patimuan, Gandrung Mangu, Majenang, Cimanggu, Karang PucungKawunganten, Jeruk Legi, Cilacap Selatan, Cilacap Tengah, Kesugihan, Sampang, Maos, Adipala, Nusawungu dan Cipari.
  2. Komplek Litosol merah kekuning-kuningan, litosol coklat tua dan litosol meliputi daerah Daeyuhluhur, Wanareja, Cimanggu, Karang Pucung, Cipari, Kawunganten, Jeruk Legi, Kesugihan dan Nusakambangan.
  3. Asosiasi litosol coklat kemerahan dan litosol coklat : Dayeuhluhur, Wanareja dan Majenang.
  4. Litosol coklat tua kemerahan meliputi daerah Daeyuhluhur, Wanareja, Majenang dan Karang Pucung.
  5. Asosiasi grumusol kelabu kekuning-kuningan dan regosol kelabu meliputi daerah Majenang, Sidareja, Cipari, Cimanggu, Karang Pucung, Gandrung Mangu dan Kawunganten.
  6. Grumusol kelabu meliputi Sidareja, Cipari, Kedungreja, Gandrung Mangu dan Kawunganten.
  7. Regosol kelabu meliputi daerah Cilacap Selatan, Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Jeruk Legi, Kesugiahan, Adipala, Binagun dan Nusawungu.
  8. Asosiasi Glainamus rendah dan aloval kelabu meliputi daerah Binangun, Kroya dan Nusawungu (Laporan Tahunan PPNC, 2002).
Wilayah yang tertinggi di Kabupaten adalah kecamatan Daeyuhluhur dengan ketinggian 198 meter dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6 meter diatas permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 152 Km yaitu dari Daeyuhluhur ke Nusawungu, sedangkan dari utara ke selatan 35 Km yaitu dari Cilacap ke Sampang dengan demikian maka dapat diketahui sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap adalah dataran rendah.

Keadaan Iklim
Wilayah Kabupaten Cilacap merupakan wilayah pesisir barat daya Jawa Tengah yang mempunyai iklim dengan ciri-ciri hujan maksimum pada bulan November dan minimum pada bulan Agustus dengan hujan berkurang pada bulan Februari. Berdasarkan data kantor Meteorologi dan Geofisika Cilacap tahun 2002, curah hujan rata-rata tertinggi pada bulan Desember (337 mm) dan terendah bulan Juli (10 mm) dan rata-rata hari hujan terbanyak pada bulan November yaitu 19 hari. Suhu maksimum 34,20 derajat celcius tiap bulan Januari dan Maret, sedangkan suhu Minimum 30,20 derajat celcius tiap pada bulan Agustus. Pada bulan Agustus sampai Desember secara umum merupakan musim ikan, yang dimaksud musim ikan adalah musim dimana keadaan laut di daerah penangkapan adalah baik terutama keadaan cuaca pada saat nelayan melakukan penangkapan ikan laut.

Nelayan Cilacap yang mempunyai daerah penangkapan di perairan Teluk Penyu mengenal dua musim ikan, yaitu musim paceklik dan musim panen. Pembagian ini didasarkan pada keadaan laut pada saat terutama keadaan angin dan curah hujan. Angin dan curah hujan sangat mempengaruhi nelayan dalam mencari ikan di perairan Teluk Penyu dan sekitarnya, pengaruh dari curah hujan dan angin terhadap aktivitas nelayan sangat tampak. Bila curah hujan tinggi, maka para nelayan akan mengurungkan niatnya pergi melaut, karena angin yang kencang mempersulit dalam mengendalikan perahu motor dan mempersulit dalam melakukan penagkapan. Angin yang dianggap oleh nelayan sangat membahayakan adalah angin yang berasal dari Barat (Baratan), sifat dari angin ini adalah hembusanya sangat kencang sehingga menyulitkan nelayan dalam mengedalikan perahunya lebih-lebih jika mereka hendak pulang ke kampung halaman. Berbeda dengan musim timur, nelayan akan merasa senang karena berhembus dari timur, sehingga memudahkan nelayan dalam mengendalikan perahunya dan memudahkan dalam mencari lokasi penangkapan baru. Faktor curah hujan dan kecepatan angin bagi nelayan berpengaruh sekali, sebab mereka akan melaut manakala kondisi curah hujan dan kecepatan angin bisa ditorerir.

Potensi Alam
Potensi alam Kabupaten Cilacap cukup beragam, dalam bidang pertanian daerah ini sangat baik untuk ditanami berbagai jenis tanaman seperi padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kedelai, sayur mayur, karet, kopi, kapuk, cengkeh, sedangkan tanaman hutan di daerah Cilacap seperti : kayu jati, sengon, pinus, dan lain-lain. Disamping itu Cilacap juga terdapat potensi peternakan dan perikanan.

Potensi perikanan di Kabupaten Cilacap tergolong besar, hal ini dapat dibuktikan dengan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Cilacap. Potensi perikanan ini dapat dibedakan menjadi potensi perikanan darat dan perikanan laut. Usaha perikanan tambak umumnya dilakukan masyarakat Cilacap dengan memelihara ikan emas, munjair, guramih. Sedangkan usaha perikanan laut umumnya dilakukan oleh masyarakat bagian selatan atau dekat dengan pesisir / tepi pantai. Pada awalnya masih menggunakan alat-alat tangkap yang sederhana/tradisional kemudian dalam perkembangannya alat-alat yang digunakan untuk menangkap ikan laut sudah menggunakan alat-alat yang modern, sehingga hasil yang diperoleh lebih baik dari sebelumnya, untuk memperlancar penangkapan ikan ini telah dibangun beberapa Tempat Pelelangan Ikan sebagai tempat memasarkan hasil tangkapan nelayan Cilacap.

Potensi perikanan darat di Kabupaten Cilacap terdiri dari perikanan tambak sekitar 819,70 Ha, perikanan kolam seluas 573,96, perairan umum seluas 598,6 Ha dan mina padi seluas 60,72 Ha, dengan tingkat pemanfaat 30-40 persen (Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Cilacap, 2002). Sedangkan untuk potensi perairan laut Kabupaten Cilacap yang meliputi wilayah teritorial dan Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), oleh karena itu potensi perikanan laut di Kabupaten Cilacap cukup besar mencapai 865.100 ton yang dibedakan berdasarkan jenisnya meliputi:

  1. Ikan Pelagis yang meliputi ikan layaran, kakap, layur, tuna, meka, tongkol, tengiri dan lain-lain sebesar 275.600 ton.

  2. Ikan Pelagis Kecil meliputi teri, tiga waja, jabrik, gerok, gogokan dan dawah mencapai 428.700 ton

  3. Ikan Demarsal untuk ikan jenis ini meliputi ikan cucut, pari, bawal, tuna, bokor mencapai 134.100 ton.

  4. Udang, meliputi ada bermacam-macam udang yang terdapat di perairan Cilacap antara lain, udang dogol, jerbung, krosok, lobster, rebon, dan tiger mencapai 12.500 ton.

  5. Cumi-cumi mencapai 3.200 ton
Kondisi Sosial Ekonomi
Penduduk Kabupaten Cilacap tiap tahunnya terus bertambah, menurut registrasi tahun 2002 mencapai 1.696.765 jiwa yang terdiri dari laki-laki 848.246 jiwa dan perempuan 848.519 jiwa ( BPS, 2002), selama lima tahun terakhir (1997- 2002) rata-rata pertumbuhan penduduk pertahun sebesar 0,76 persen dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2000 sebesar 1,20 persen dan terendah 2002 sebesar 0,45 persen. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan penduduk terendah setelah tahun 1983. Kepadatan penduduk mencapai 872 jiwa/Km persegi.(BPS Cilacap 2002)

Daerah Cilacap pada tahun 2002 sebagian besar penduduknya hidup sebagai petani, baik petani pemilik maupun penggarap, nelayan, buruh, pegawai negeri, pensiunan, pedagang dan lain-lain. Petani buruh merupakan golongan masyarakat dengan prosentase paling besar yaitu sebesar 48,64 %, disusul oleh buruh bangunan sebesar 13,93 %, sedangkan nelayan sebesar 1,90 % dari total jumlah penduduk Cilacap. Dalam bidang pendidikan masyarakat yang tamat sekolah dasar adalah yang paling besar dengan prosentase sebesar 31,84 %, disusul oleh masyarakat yang tidak tamat SD sebesar 27,09 % dan masyarakat Cilacap yang menamatkan pendidikanya di akademi atau perguruan tinggi baru sebesar 1,12 % jadi masih tergolong sedikit bila dibandingkan dengan jumlah prosentase tingkat pendidikan yang lain.

Kondisi Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya masyarakat merupakan hal yang menyangkut pola adat-istiadat, pandangan hidup serta sistem nilai yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat. Pola adat istiadat masyarakat Cilacap tidak berbeda jauh dari daerah lain di Jawa Tengah yang masih dipengaruhi kebudayaan Jawa. Penduduk Cilacap sebagian besar memeluk Islam. Bila diamati secara teliti dikalangan masyarakat mereka mengenal ada dua golongan yaitu santri dan abangan (Geertz, 1981:18), dalam kehidupan masyarakat nelayan pun demikian, walaupun mereka memeluk Islam mereka masih percaya pada hal-hal yang berbau supranatural. Sebagai perwujudanya mereka masih melakukan ritual-ritual seperti upacara sedekah laut, selamatan, pemberian sesaji. Bahkan mereka sangat percaya dengan adanya mitos Nyai Loro Kidul sebagai penguasa laut selatan

Sejarah Singkat Cilacap
Setidaknya ada atribut yang terkait dengan nama Cilacap. Pertama, Cilacap adalah nama sebuah afdeling atau regentschap (Kabupaten) di Karesidenan Banyumas, Kedua nama sebuah distrik di dalam administrasi afdeling Cilacap, ketiga adalah sebuah nama Ibu Kota afdeling (Zuhdi, Susanto, 2002:7). Nama Cilacap sudah ada pada tahun 1726 (Berdasarkan peta Francois Valantin) dan tahun 1817 (Peta Raffles), Raffles dalam bukunya menyebutkan bahwa Cilacap merupakan pelabuhan yang terletak di sebelah selatan Jawa Tengah dan menjadi bagian dari wilayah Cirbon (Soemardji, 1990:49).

Cilacap adalah sebuah kabupaten yang termasuk wilayah Karesidenan Banyumas yang dibentuk pada tahun 1856 oleh pemerintah kolonial yang terlepas dari Kesultanan Yogyakarta. Daerah atau wilayah Karesidenan Banyumas meliputi lima Kabupaten yaitu Banyumas, Ajibarang, Purbalingga, Banjarnegara, dan Cilacap(Purwoko, Bambang, 1987:26).

Pembentukan Pemerintah Kabupaten Cilacap pada masa penjajahan Belanda adalah pembentukan Onder Afdeling Cilacap dengan Besluit Gubernur Jenderal D. De Eerenst tanggal 17 Juli 1930 menerbitkan “ Demi kepentingan pelaksanaan pemerintah daerah yang lebih rapih di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pelabuhan Cilacap maka sambil menunggu usul-usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yang menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Residen di Karesidenan ini akan berkedudukan di Cilacap(Cahaya, Sakti, 2000:3)

Sambil menunggu pengukuhan Besluit Gubernur Jenderal, Residen Launy untuk sementara telah menyusun struktur administrasi dan struktur personalia Afdeling Cilacap, karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk diperintah oleh Bupati Purwokertodan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tanggal 27 Juli 1941 No. 10 ditetapkan Petthchap Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan suatu afdeling tersendiri yaitu afdeling Cilacap dan Ibu Kota Cilacap, yang menjadi tempat kedudukan kepala Besluit Eropa, Assisten Residen. Dengan demikian pemerintah pribumi dinamakan Onder Regent setaraf patih kepala daerah Dayeuhluhur. Dari batas-batas distrik Adireja dapat diketahui bahwa distrik Adireja sebagai eks kawedanan Kroya, lebih besar dari eks kawedanan Kroya karena itu belum terdapat disterik Kalirejo yang dibentuk dari sebagian distrik Adireja dan sebagian distrik Banyumas sehingga kawasan onder Kabupaten Cilacap masih lebih besar dan luas Kabupaten Cilacap sekarang.

Pada masa Residen Banyumas ke 9, Van de Moore menegaskan usul Pemerintah Hindia Belanda tanggal 13 Oktober 1855 yang ditanda tangani Gubernur Jenderal Duijimer Van Tust, kepada menteri kolonial kerajaan Belanda dalam Kabinet Srescript Van 29 Desember 1855 No. 86, dan dengan surat rahasia menteri kolonial tanggal 5 Januari 1856 No.7/A disampaikan kepada Gubernur Hindia Belanda. Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut menteri kolonial sebetulnya bermakna dua, pertama adalah permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan Organisasi Bestir pribumi, sedangkan yang kedua adalah pengeluaran anggaran biaya lebih dari f 5,220 pertahun. Dimana memerlukan persetujuan raja Belanda setelah menerima surat rahasia menteri kolonial, pemerintah Hindia Belanda dengan Besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 No.21 antara lain menetapkan onder-regenschap Cilacap ditingkatkan menjadi regentschap (Kabupaten Cilacap) (Soemardji, 1990 : 50-51).

Menjelang hancurnya kekuasan pemerintah Belanda di Indonesia tahun 1942 kota Cilacap menjadi tempat untuk persiapan-persiapan terakhir. Persiapan perang rupanya telah sejak lama pikirkan Belanda. Di Cilacap telah dibangun berbagai kubu pertahanan seperti di Teluk Penyu, Srandil, dan Karang Bolong disamping sebuah jembatan darurat yang dibangun diatas Sungai Serayu desa Slarang. Tetapi persiapan itu tidak berarti apa-apa karena Jepang menyerang dengan pesawat terbang bahkan kapal, benteng belanda yang dibangun hancur. Sedangkan pada masa perang kemerdekaan secara administratif wilayah Kabupaten Cilacap terbagi menjadi empat kawedanan (wilayah pembantu bupati) masing-masing kawedanan mempunyai beberapa kecamatan. Dan di Kabupaten pada tahun 1940-an terbagi dalam 17 kecamatan yang terbagi dalam empat kawedanan yaitu sebagai berikut :

  1. Kawedanan Majenang meliputi empat kecamatan, yaitu Kecamatan Cimanggu, Majenang, Wanareja, dan Daeyuhluhur.

  2. Kawedanan Sidareja meliputi lima Kecamatan yaitu: Kecamatan Gandrungmangu, Karang Pucung, Sidareja, Kedungreja dan Cipari.

  3. Kawedanan Cilacap meliputi tiga Kecamatan yaitu: Kecamatan Jeruklegi, Kawunganten, dan Kesugihan.

  4. Kawedanan Kroya meliputi empat Kecamatan yaitu : Kecamatan Kroya, Adipala, Nusawungu dan Binangun.
Sedangkan pembagian wilayah Kabupaten Cilacap di masa perang kemerdekaan merupakan kelangsungan dari masa sebelumnya, perubahan itu terjadi tentang pembagian wilayah kabupaten Cilacap pada tahun 1936 yaitu sehubungan dengan perluasan Karesidenan Banyumas oleh Belanda, sehingga Kabupaten Cilacap masuk wilayah Karesidenan Banyumas. Pemerintah Kabupaten Cilacap di jabat oleh seorang Bupati yang menjalankan tugasnya dibantu oleh wakil atau biasa disebut patih, selain dibantu oleh sejumlah wedono sebagai kepala wilayah kawedanan. Para wedono bertugas mengkordinir para camat di daerah kecamatan. Dan camat mengkordinir para kepala desa.

Pada masa perang kemerdekaan pemerintah Kabupaten Cilacap tetap berjalan, walaupun pusat pemerintahan selalu berpindah-pindah dami keselamatan. Pekerjaan aparat pemerintah Kabupaten Cilacap tidak Banyak, biarpun jawatan itu ada tetapi di tengah pertempuran mereka tidak difungsikan untuk menjalankan tugas pemerintah seperti pada saat kaedaan damai.

Minggu, 01 Agustus 2010

Mempersiapkan Presentasi

Ketika itu, di saat saya merasakan kebingungan yang luar biasa, panik, pusing, susah tidur, susah makan atau apa aja deh ketika tinggal beberapa hari lagi akan berhadapan dengan namanya ujian mempresentasikan  tugas akhir" serasa.. dunia seperti mau kiamat' hahaaaa lebay. ternyata bukan hanya saya yang rasakan hal seperti itu, ketika tanya-tanya ke dosen pembimbing dia juga pernah mengalami hal serupa. malahan dia memberikan beberapa saran dan strategi untuk mempresentasikan hasil karya yang telah kita buat.
HAL-HAL POKOK Dalam PRESENTASI Meliputi :

  1. Penampilan (Kerapihan dan kebersihan)

  2. Pembawaan (Tegas, siap, tenang/percaya diri, dapat bekerja sama)

  3. Untuk hasil laporan ataupun tugas akhir sebaiknya materi presentasi dibagikan kepada seluruh Majelis Sidang, hal ini untuk mengarahkan perhatian atau konsentrasi hanya pada Materi Presentasi dan kekurangan pada skripsi.

  4. Pembukaan dilakukan dengan wajar (cukup salam dan penghormatan/terima kasih atas kesempatannya) jangan berlebihan atau terlalu panjang.

  5. Penyampaian materi tidak boleh monoton dan sebaiknya menggunakan kalimat-kalimat sendiri tidak berdasarkan teks materi (singkat/inti materi) hal ini untuk memberikan pertanyaan yang direncanakan. Dengan kata lain jika ada penjelasan atau rincian jangan disampaikan cukup intinya saja atau hasilnya.

  6. Penyampaian harus diikuti dengan bahasa tubuh (gerakan tangan dan mimik muka) agar terkesan tidak kaku dan dapat menghilangkan perasaan gugup.

  7. Penyampaian presentasi tidak boleh terlalu lama (maksimal 15 menit), hal ini untuk menghindari dari monoton dan kesibukan sendiri para penguji dalam mencari kelemahan dalam skripsi/pertanyaan.

  8.  Dalam melakukan presentasi tatap muka harus pada penguji atau tidak boleh membelakangi majelis sidang (proyektor/OHP hanya formalitas boleh diabaikan atau dilewatkan karena para penguji sudah memegang materi presentasi).

  9. Dapat disampaikan hal-hal penting walaupun itu diluar materi sepanjang memberikan informasi yang menarik dan dapat menambah daya tarik penguji serta menghilangkan monoton (sesuatu yang baru dalam objek penelitian seperti penggunaan teknologi canggih atau lainnya). Hal ini dilakukan jika saat presentasi mulai keadaan monoton atau para majelis sidang sudah tidak memperhatikan presenter.

  10.  Penutup presentasi dilakukan dengan menyebutkan; demikian…. dan maaf atas kekurangannya….

HAL-HAL POKOK TANYA JAWAB
  1. Pada dasarnya dalam tanya jawab bukan mencari kebenaran atau kesalahan dari jawaban mahasiswa. Namun prinsipnya untuk mengetahui daya analisis mahasiswa dalam menjawab pertanyaan dan keterkaitan hasil penelitian dengan studi yang pernah dijalankan.
  2. Lingkup pertanyaan meliputi: penelitian (inti), analisis dan pancingan pertanyaan, dan keterkaitan.
  3. Pertanyaan penelitian, biasanya pertanyaan mengenai hasil penelitian atau keadaan dalam objek penelitian. Ini merupakan pertanyaan inti/utama dan dinilai. Maka peserta harus dapat menjawab dengan tegas dan jelas. Dengan kata lain pertanyaan ini harus dijawab semaksimal mungkin dan sebisa mungkin (walupun peserta tidak pernah tahu dalam objek penelitian atau penelitian fiktif).
  4. Analisis dan pancingan biasanya penguji memberikan sangkalan atau penyelewengan dari pertanyaan inti atas hasil yang telah disampaikan mahasiswa, maksudnya apakah benar penelitian telah dilakukan (tidak dinilai namun dapat mempengaruhi keputusan). Hal ini peserta harus dapat mempertahankan hasil penelitian atau pendapatnya dan meyakinkan penguji sepanjang pertanyaan penelitian bukan teori. Contoh: Penguji memberikan sangkalan atas jawaban dari pertanyaan inti dengan pendapatnya sendiri, maka peserta harus dapat mempertahankan atas jawaban inti yang pernah disampaikan atau dijawab, dengan teknik contohnya: hasil yang diperoleh dari penelitian demikian… mungkin itu dilakukan di tempat/objek penelitian lain….. tapi di ……. demikian adanya.
  5. Pertanyaan keterkaitan biasanya pertanyaan mengkaitkan dengan teori dan definisi, maksudnya untuk mengetahui berapa luas pengetahuan yang ada pada mahasiswa (tidak dinilai). Untuk pertanyaan ini dapat dijawab sebisa mungkin tidak harus tepat, karena itu merupakan teori dalam arti banyak pendapat-pendapat yang mengutarakannya dengan berbeda-beda. Prinsipnya ada keterkaitan jawaban peserta atau tidak terlalu jauh dari pertanyaan. Teknik menjawabnya yaitu, jawab pertanyaan tadi sebisa mungkin sambil mencari jawaban pasti dalam materi atau skripsi (untuk menghindari jawaban yang terlalu lama) jika sudah diketemukan jawab dengan yang ada; contoh: maksudnya seperti menurut …… dalam skripsi pada halaman …. dikatakan bahwa …….. (Baca teori yang ada).
  6. Penutup dalam tanya jawab (penting), seperti biasa mohon maaf atas kekurangan …. Dan harus bersikap terbuka untuk pertanyaan yang belum bisa terjawab. Contoh: “untuk pertanyaan yang belum bisa terjawab atau masih ada pertanyaan mengenai…. (penelitian) saya masih bersedia memberikan jawaban dilain kesempatan. Terakhir ucapan terima kasih.
INGAT : Tenang, Percaya Diri Sendiri, Optimis, Yakin dan Berdo’a.

Jika perkataan itu keluar dari relung hati, maka ia akan masuk ke relung hati pula.
Jika perkataan keluar dari ujung lidah, maka untuk mencapai telinga pun akan sulit.

Sebuah pepatah yang dikutip dari buku Kumpulan Khutbah Syaikh Al-Qardhawy


****Posting ini saya tulis setelah dapat bimbingan dari dosen pembimbing akademik H-4 sebelum ujian semoga aku mampu dan cakap dalam menghadapi ujian nanti.  ataupun mungkin catatan ini bisa bermanfaat buat teman-teman****