Selamat Datang di Duniaku "JADIKAN DUNIAMU ADALAH PIKIRANMU" Berwawasan Luas dan Kenali Duniamu

Beranda, Cilacap, Film, Puisi, Artikel, Tips Computer

Kamis, 05 Agustus 2010

Serangan Jepang Ke Cilacap

Pada tanggal 5 Maret 1942 Jepang menyerang kapal-kapal Sekutu yang melarikan diri dari Cilacap atau Tjilatjap. Sebelum Jepang menyerbu Asia, persiapan telah dilakukan setidaknya 10 tahun sebelumnya. Banyak pedagang-pedagang Jepang yang datang ke Hindia Belanda sebagai penjual bermacam-macam barang kelontong, hasil bumi, dan berbagai pekerjaan sebagai penyamaran. Tugas yang sebenarnya adalah menyebarkan pengaruh nagaranya kepada penggiat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia yang terjajah agar membantunya, termasuk bangsa terjajah Hindia Belanda. "Asia untuk Bangsa Asia", "Bangsa Jepang adalah Saudara Tua bagi Bangsa Asia" dan lain sebagainya adalah slogan yang sering didengungkan. Pedagang-pedagang itu adalah intel sosial-ekonomi-politik.

Kontra intelijen Belanda IVG (Inlichtingen en Veiligheidsgroup) tidak mendapati bukti-bukti yang berbahaya dari kegiatan para pedagang tersebut. Beberapa tahun kemudian waktu tentara Jepang mendarat di Hindia Belanda barulah hasil karya mereka itu tampak: Tentara Jepang dielu-elukan seperti layaknya tentara pembebas dari penjajahan. Beberapa tahun kemudian menyerbulah intel militer yang tugasnya berbeda dengan intel sosial-ekonomi-politik.

Setahun menjelang penyerbuan Jepang intel militer di Cilacap mendapat kiriman radio pemancar dan penerima jinjing yang diselundupkan sebagai suku cadang yang terpisah-pisah. dan dikirimkan melalui cara estafet dan rahasia.

Sementara itu denah pandangan udara Selat Nusakambangan dan pelabuhan Cilacap telah diketahui oleh penerbang-penerbang AL Jepang. Para penerbang Jepang tahu bahwa kapal-kapal Sekutu yang akan melarikan diri dari Cilacap membawa pejabat sipil dan militer Belanda dan ABDACOM (America-British-Dutch-Australia Command) akan harus berlayar ke arah timur dari selat yang amat sempit. Pesawat dengan jangkauan terbang 1800 km dengan kecepatan 400 km/jam yang merupakan kekuatan utama Jepang dalam menyerang Pearl Harbor pada Desember 1941 telah disiapkan. Pesawat buatan Mitsubishi Aichi D3A1 yang oleh Sekutu dijuluki Val dapat menyerang Cilacap dalam waktu 1/2 jam sejak perintah dikeluarkan.

ABDACOM telah menberi tahu para kapten kapal agar bila kapal mendapat kerusakan harus diusahakan menepi kearah pantai Cilacap agar mudah mendapat pertolongan dan agar selat yang sempit itu tidak terganggu oleh kapal yang rusak. Dengan demikian pengungsian berikutnya dapat terus dijalankan.

Pada bulan Februari 1942, kota yang biasanya sangat sepi itu kedatangan para pejabat sipil dan militer dari ABDACOM yang merencanakan akan mengungsi. Para atasan menginap di Hotel Bellevue (sekarang Hotel Wijaya Kusuma) sedang bawahan di gedung-gedung sekolah, gereja dan bangunan besar lainnya serta tenda-tenda dilapangan.
Pada tanggal 4 dan 5 Maret 1942 di pelabuhan Cilacap diberangkankan konvoi kapal-kapal pengangkut pengungsi dan bala tentara ABDACOM yang dikawal oleh kapal perang. Intel militer Jepang segera mengabarkan kepada kontak mereka melalui radio pemancar. Setengah jam kemudian 20 pesawat pembom penerjun (dive bombers) berawak dua dalam formasi tiga-tiga menyerang konvoi itu. Nelayan Cilacap yang pulang dari melaut terkejut, ketakutan dan takjub menyaksikan dan mendengar ledakan-ledakan terpedo mengenai kapal-kapal Sekutu. Nelayan Cilacap merasakan seakan berada ditengah pertempuran antara dua makhluk angkasa luar yang persenjataannya diluar jangkauan manusia pribumi Hindia Belanda.

Tak lama kemudian pelabuhan Cilacap di bom oleh pembom tinggi (high altitude bombers) Mitshbishi G3M yang oleh Sekutu dinamai Nell yaitu jenis pesawat yang telah menenggelamkan HMS Prince of Wales dan HMS Repulse.

Gambar: Formasi pengebom Jepang saat menerima tembakan anti pesawat

Gambar: Kapal Perang Belanda tenggelam terkena serangan udara Jepang

Gambar: Kapal Penjelajah Haguro (Angkatan laut Jepang)

Gambar : bom dari serangan udara Jepang yang jatuh dekat kapal Belanda di laut Cilacap

kemudian tentara Jepang berhasil menawan 1000 pasukan Stadtwacht Belanda yg kabur dr Semarang di selatan Purworejo, lalu menyeberang sungai Serayu dgn membangun jembatan pontoon krn semua jembatan tlh dihancurkan Belanda, dan pd tgl 08-02-1942 berhasil merebut kota Cilacap dgn menawan 2000 tentara Sekutu. Kota Cilacap merupakan pusat pelarian Sekutu ke Australai dan tlh dibombardir berat oleh AU Jepang, dimana kapal induk US Navy yg pertama (USS Peary) berhasil ditenggelamkan torpedo Jepang di lepas pantai Nusa Kambangan.

Dgn jatuhnya Cilacap, Semarang, Solo, dan Yogyakarta, Pangdam Jawa Selatan Mayjen Cox yg bermarkas di Wangon, memutuskan utk menyerah tgl 09-03-1942. Mayjen Cox menyerahkan dirinya ke hadapan Mayjen Sakaguchi di Kediaman Bupati Purwokerto tgl 11-03-1942.

Sumber : situswebsite dan foto website