Selamat Datang di Duniaku "JADIKAN DUNIAMU ADALAH PIKIRANMU" Berwawasan Luas dan Kenali Duniamu

Beranda, Cilacap, Film, Puisi, Artikel, Tips Computer

Kamis, 05 Agustus 2010

Kanal Kaliyasa

Menurut Susanto Zuhdi (2002:19), kanal Kaliyasa dibangun antara tahun 1832-1836 dengan total anggaran dari kas Residensi Banyumas sebesar 90.000 gulden. Pembuatan kanal Kaliyasa ini melibatkan tenaga kerja sejumlah 1800 orang selama empat tahun. Tujuan dari pembuatan kanal Kaliyasa ini sebenarnya bertujuan untuk lebih mempercepat transportasi dari pedalaman Banyumas ke pelabuhan Cilacap, tetapi karena dalam pembuatannya masih menggunakan peralatan tradisional lamakelamaan kanal tersebut menjadi dangkal dan sulit untuk dilalui oleh perahu-perahu yang berukuran besar, sampai akhirnya tidak dapat digunakan lagi ketika pemerintah kolonial Belanda berakhir atau sekitar tahun 1940-an. Hal ini membuat tumbuhnya komunitas nelayan di tepi kanal Kaliyasa. Pada tahun 1970 daerah Kaliyasa sudah menjadi pusat pendaratan ikan yang cukup besar, walaupun pasar ikan ini masih bersifat pasar “kerumunan” dan belum terorganisir dengan baik (lihat lampiran 2). Aktivitas jual beli ikan di tempat ini biasanya terjadi dua kali sehari, yang pertama pada pagi hari dan yang kedua pada sore hari. Karena daerah Kaliyasa sudah berkembang demikian pesatnya pada tahun 1970-an, kemudian mulai muncul komunitas pusat-pusat pendaratan dan pasar ikan yang lain seperti di daerah Sentolokawat, daerah ini terletak kurang lebih 4 Kilometer dari daerah Kaliyas. Berbeda dengan pendaratan ikan Kaliyoso yang berada di tepi sungai, pendaratan ikan Sentolokawat berada di tepi pantai, hal ini menyebabkan kapal yang mendarat di Sentolokawat ukuranya lebih besar dari kapal yang mendarat di pasar Kaliyasa, kapal yang beroprasi di sentolokawat kebanyakan adalah kapal Payang sedangkan di Kaliyasa kebanyakan adalah perahu dayung yang dilengkapi dengan cadik Hal juga dikarenakan oleh dangkalnya kanal Kaliyasa.

Munculnya beberapa pusat pendaratan ikan di Cilacap memang berkembang dengan cukup pesat, tetapi aktivitas pemasaran di pusat pendaratan ikan ikan ini tidak terorganisir dengan baik, sehingga kadang nelayan dirugikan karena tidak jarang terjadi permainan harga yang dilakukan pedagang atau tengkulak ikan. Dalam keadaan ini memang posisi tawar menawar nelayan sangat lemah, ikan yang baru ditangkap harus segera dijual kalau tidak ingin harga ikan tersebut turun, keadaan ini dapat bertambah buruk bila hasil tangkapan nelayan melimpah.